IkiWonosoboMas.com - Jalur alternatif yang menghubungkan kabupaten Wonosobo dan
kabupaten Magelang via Silento sampai saat ini kurang mendapatkan
perhatian serius dari pemerintah kabupaten Wonosobo.
Padahal, saat terjadi arus mudik atau balik lebaran, jalur ini selalu dipadati kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Jalan alternatif ini masih minim sarana kelengkapan ruas jalan seperti lampu penerangan jalan dan rambu-rambu. Hal itu diungkapkan oleh Karyanto (45) pengguna jalur alternatif tersebut, menurutnya sepanjang jalan alternatif mulai dari desa Kiliabu (kecamatan Salaman, Magelang) sampai desa Gondangsari (kecamatan Kepil, Wonosobo) jumlah lampu penerangan jalan yang terpasang bisa dihitung dengan jari. Kondisi ini tentu sangat berbahaya dan menuntut pengguna jalan ekstra hati-hati bila berkendar pada malam hari.
Padahal, saat terjadi arus mudik atau balik lebaran, jalur ini selalu dipadati kendaraan baik roda empat maupun roda dua. Jalan alternatif ini masih minim sarana kelengkapan ruas jalan seperti lampu penerangan jalan dan rambu-rambu. Hal itu diungkapkan oleh Karyanto (45) pengguna jalur alternatif tersebut, menurutnya sepanjang jalan alternatif mulai dari desa Kiliabu (kecamatan Salaman, Magelang) sampai desa Gondangsari (kecamatan Kepil, Wonosobo) jumlah lampu penerangan jalan yang terpasang bisa dihitung dengan jari. Kondisi ini tentu sangat berbahaya dan menuntut pengguna jalan ekstra hati-hati bila berkendar pada malam hari.
Jalan
alternatif Wonosobo- Magelang juga tercatat rawan terjadi bencana
longsor dan rawan kecelakaan, mengingat kondisi medan jalan yang sempit,
berkelok dan naik turun belum lagi ditambah beberapa titik ruas jalan
yang kondisinya rusak parah. Seperti didesa Rejosari, kecamatan Kepil
kondisi jalannya berlubang dan rusak parah. Beberapa ratus meter
kemudian didusun Sembung, ada talud jalan yang longsor. Ahmad, tokoh
pemuda setempat mengatakan, longsornya sebagian badan jalan didusun
Sembung akibat senderan irigasinya yang ambrol dan airnya mengikis
tanah.
Kerusakan jalan yang cukup parah juga terdapat disekitar balai
desa Randusari, Kepil - SMP N 1 Kepil. Diruas jalan itu banyak lubang
yang cukup dalam dan menganga. Masyarakat sini sangat menyayangkan
lambannya pemerintah daerah memperbaiki jalan rusak ruas desa Sembung-
Rejosari.
Kami prihatin dengan banyaknya korban kecelakaan akibat jalan
rusak. Menurutnya kerusakan sering terjadi diruas jalan tersebut,
apalagi pada malam hari lebih rawan karena tidak ada lampu penerangan
jalan, katanya.
Jalur alternatif Wonosobo- Magelang via
Silento sering mengalami peningkatan arus lalulintas bila mendekati
lebaran maupun libur panjang, tingkat kepadatan akan meningkat, kususnya
pengguna sepeda motor. Jalur ini menjadi moda alternatif murah bagi
para anak kuliah di Yogyakarta yang hendak pulang ke Wonosobo,
Banjarnegara maupun Banyumas. Karena itu pemerintah daerah melalui dinas
terkait diminta keseriusannya memperbaiki jalur ini, menambah lampu
penerangan jalan, memasang rambu-rambu dan menyediakan rest area.
0 Response to "Jelang Lebaran Jalan Alternatif Wonosobo- Magelang Rusak Parah"
Posting Komentar