IkiWonosoboMas.com - Meski sudah lebih dari 20 tahun bertapa di pinggir jalan raya Dieng Wetan, Wonosobo. Keberadaan mbah Fanani di depan rumah seorang warga, tak diketahui banyak orang. Mereka menganggap tak ada yang aneh dengan kehidupan di sekitar kawasan wisata Dieng.
Sugiyono sang pemilik rumah yang halamannya digunakan oleh mbah Fanani untuk bertapa, mencoba mengingat kembali saat pertama kali orang tua yang katanya datang dari Cirebon tersebut membawa plastik dan berdiam di depan rumahnya. Sugiyono atau yang biasa dipanggil ono bersama keluarga tidak mempermasalahkan keberadaan mbah Fanani justru malah memberi makan.
"Makan pagi, siang, sama malam. Mbah maunya makan dari makanan dari rumah saya saja, dikasih orang lain nggak mau," terang dia.
Bila ingin tahu keberadaan kakek tua ini, cobalah saat melintas di jalanan Dieng, perhatikan tenda biru di sanalah Mbah Fanani tinggal. Mbah Fanani tatapan matanya tajam, kulit putih, dan rambut hitam bergelung. Tak ada kata-kata yang diucapkan si Mbah, dia hanya menggeleng atau mengangguk saja.
Menurut Ono, banyak orang dari luar kota yang menemui mbah Fanani dan biasanya dilakukan pada sat malam hari. Berbagai macam permintaan yang diajukan kepada mbah Fanani terlebih disaat musim pilkada,
Banyak cerita dan mitos soal si mbah yang tak pernah keluar dari tendanya. "Nggak pernah keluar, nggak tahu ke WC gimana. Tapi si mbah cuma pakai sarung saja sehat-sehat nggak pernah sakit padahal Dieng dingin," pungkas Ono. (sumber:detik)
Sugiyono sang pemilik rumah yang halamannya digunakan oleh mbah Fanani untuk bertapa, mencoba mengingat kembali saat pertama kali orang tua yang katanya datang dari Cirebon tersebut membawa plastik dan berdiam di depan rumahnya. Sugiyono atau yang biasa dipanggil ono bersama keluarga tidak mempermasalahkan keberadaan mbah Fanani justru malah memberi makan.
"Makan pagi, siang, sama malam. Mbah maunya makan dari makanan dari rumah saya saja, dikasih orang lain nggak mau," terang dia.
Bila ingin tahu keberadaan kakek tua ini, cobalah saat melintas di jalanan Dieng, perhatikan tenda biru di sanalah Mbah Fanani tinggal. Mbah Fanani tatapan matanya tajam, kulit putih, dan rambut hitam bergelung. Tak ada kata-kata yang diucapkan si Mbah, dia hanya menggeleng atau mengangguk saja.
Menurut Ono, banyak orang dari luar kota yang menemui mbah Fanani dan biasanya dilakukan pada sat malam hari. Berbagai macam permintaan yang diajukan kepada mbah Fanani terlebih disaat musim pilkada,
Banyak cerita dan mitos soal si mbah yang tak pernah keluar dari tendanya. "Nggak pernah keluar, nggak tahu ke WC gimana. Tapi si mbah cuma pakai sarung saja sehat-sehat nggak pernah sakit padahal Dieng dingin," pungkas Ono. (sumber:detik)
0 Response to "Lebih Dari 20 Tahun, Mbah Fanani Bertapa Dipinggir Jalan Raya Dieng"
Posting Komentar