IkiWonosoboMas.com - Pernahkah mendengar ada anak Wonosobo yang menjadi buah bibir dan disebut sebagai “The Asian Prodigy” (Anak Ajaib dari Asia) oleh Media Jerman Frankfurt Quarterly pada edisi Juni 2014 lalu. Dia adalah Tyovan Ari Widagdo, Pemilik Vemobo Mulai Bangun Perusahaannya Sejak Kelas 1 SMA
Tyovan yang pernah menjabat sebagai Country Representative Dolphin Indonesia. Jabatan itu ia dapat setelah kepulangannya dari Amerika. Sekarang dia menjabat sebagai CEO Bahaso.com (PT. Bahaso Intermedia Cakrawala), sebuah perusahaan aplikasi sosial media untuk belajar bahasa asing. Dulunya pernah dimita pulang oleh salah satu kantor notaris di Wonosobo ketika ingin membuat CV perusahaannya karena menggunakan baju putih abu-abu. "masih belum cukup umur", katanya.
Tyovan jadi salah satu diantara sedikit orang Indonesia yang beruntung bisa ‘jalan-jalan’ gratis ke Silicon Valley, kawasan di AS yang tersohor di seluruh dunia karena industri teknologinya. Setelah mengikuti ajang Global Tech Competition and ASES Summit 2013 dan dia masuk ke dalam 5 besar peserta terbaik dari 38 negara.
Banyak pelajaran yang ia serap dari perjalanan selama satu bulan di Negeri Paman Sam. “Itu rasanya luar biasa, seperti naik haji saja. Kalau orang Islam naik hajinya ke Makkah, orang IT ke Silicon Valley. Wah itu kayak sebuah cita-cita yang enggak mungkin,” kata Tyovan.
Tyovan yang sejak masih sekolah sudah senang mengotak-atik komputer, berhasil membuat aplikasi chatting semacam whatsapp berbasis WAP, yang hanya bisa dipakai di HP Nokia ‘zaman dulu’ saat usianya belum genap 17 tahun. Sementara proyek pertamanya adalah membuat website KPUD Wonosobo yang nilainya mancapai Rp 25juta. Saat itulah dia nekat membuat CV sebagai legal perusahaannya.
Anak muda yang tahun 2015 ini baru berusia 25 tahun ini namanya juga sempat dibidik anak perusahaan AirAsia yang bergerak di bidang e-comerce. Ia ditawari posisi sebagai CEO di anak perusahaan milik Tony Fernandes tersebut. Meski berat hati, namun tawaran itu Ia tampik. Tyovan masih memegang cita-cita membangun perusahaan startup sendiri. Ia memilih melanjutkan proyek startupnya, Bahaso.com.
Foto:Metrotvnews
Tyovan yang pernah menjabat sebagai Country Representative Dolphin Indonesia. Jabatan itu ia dapat setelah kepulangannya dari Amerika. Sekarang dia menjabat sebagai CEO Bahaso.com (PT. Bahaso Intermedia Cakrawala), sebuah perusahaan aplikasi sosial media untuk belajar bahasa asing. Dulunya pernah dimita pulang oleh salah satu kantor notaris di Wonosobo ketika ingin membuat CV perusahaannya karena menggunakan baju putih abu-abu. "masih belum cukup umur", katanya.
Tyovan jadi salah satu diantara sedikit orang Indonesia yang beruntung bisa ‘jalan-jalan’ gratis ke Silicon Valley, kawasan di AS yang tersohor di seluruh dunia karena industri teknologinya. Setelah mengikuti ajang Global Tech Competition and ASES Summit 2013 dan dia masuk ke dalam 5 besar peserta terbaik dari 38 negara.
Banyak pelajaran yang ia serap dari perjalanan selama satu bulan di Negeri Paman Sam. “Itu rasanya luar biasa, seperti naik haji saja. Kalau orang Islam naik hajinya ke Makkah, orang IT ke Silicon Valley. Wah itu kayak sebuah cita-cita yang enggak mungkin,” kata Tyovan.
Tyovan yang sejak masih sekolah sudah senang mengotak-atik komputer, berhasil membuat aplikasi chatting semacam whatsapp berbasis WAP, yang hanya bisa dipakai di HP Nokia ‘zaman dulu’ saat usianya belum genap 17 tahun. Sementara proyek pertamanya adalah membuat website KPUD Wonosobo yang nilainya mancapai Rp 25juta. Saat itulah dia nekat membuat CV sebagai legal perusahaannya.
Anak muda yang tahun 2015 ini baru berusia 25 tahun ini namanya juga sempat dibidik anak perusahaan AirAsia yang bergerak di bidang e-comerce. Ia ditawari posisi sebagai CEO di anak perusahaan milik Tony Fernandes tersebut. Meski berat hati, namun tawaran itu Ia tampik. Tyovan masih memegang cita-cita membangun perusahaan startup sendiri. Ia memilih melanjutkan proyek startupnya, Bahaso.com.
Foto:Metrotvnews
Luar biasa
BalasHapusWow... aku ikut bangga mnjadi orang wonosobo
BalasHapus