IkiWonosoboMas.com - Warga Dusun Jembean, Kelurahan Kalibeber yang tergabung dalam Kelompok Sadar Bersih (Mpokdarsih) mendirikan sekolah informal. Sekolah yang berdiri di tengah sawah degan peralatan penunjang seadanya diberi nama Madrasah Tengah Sawah (MTS).
Dengan bermodal semangat dan kemauan keras, Sekolah ini menampung 20 orang siswa putus sekolah. Mereka mendapatkan pelajaran tentang cara mengelola sampah dan teknik bertani. Apa yang dipelajari oleh mereka sehar-hari sudah mulai menampakkan hasil. Sekarang, mereka mulai mencoba membuat gas sebagai bahan bakar dari sampah dan membuat pembibitan aneka jenis sayur mayur.
Menurut Ketua Pok Darwis Jambean, Masrukhin (37), latar belakang berdirinya MTS dan WTS berawal dari keprihatinannya terhadap situasi dan kondisi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Dari hasil dialog dengan anakanak itulah, Masrukhin menyimpulkan, bahwa mereka tak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan karena kondisi ekonomi dan keharusan membantu orang tua di sawah.
Kelompok sadar bersih, atau kini dikenal dengan Mpokdarsih, memang berlokasi di tengah sawah milik kelurahan. Di Mpokdarsih, anak-anak itu diajari cara bertani yang baik dan memanfaatkan sampah yang berserakan untuk diolah kembali menjadi pupuk dan gas. Dari 20 anak yang menjadi siswa di MTS, sebanyak 7 anak mengikuti penyetaraan SMP, 6 anak mengikuti Paket A, serta 2 anak telah lulus SMA. Masrukhin mengarahkan mereka ke yayasan Fatanugraha, yang kebetulan juga menjadi tempatnya mengajar sehari- hari. Ke depan, pria yang bercitacita untuk mengembangkan sekolah di areal persawahan untuk semua warga tersebut berharap, masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya keberadaan MTS yang dikelolanya.
Selain telah memiliki Warung Tengah Sawah (WTS) sebagai media pembelajaran wirausaha produktif, sekolah sawah juga mengupayakan agar para siswanya memiliki semangat kemandirian untuk masa depan mereka sendiri. Melihat keberadaan MTS dan WTS di Jambean, Wakil Bupati Wonosobo, Maya Rosida berharap, dengan keberadaan sekolah sawah, dunia pendidikan informal di sekitar Kalibeber akan semakin maju.
Maya justru tidak setuju bila MTS diformalkan, karena dengan status sebagai informal, mereka bisa lebih kreatif dan inovatif, serta terlepas dari aturan yang mengikat. Maya juga berharap ke depannya, sekolah sawah akan semakin berkembang. Untuk membantu pengembangan MTS dan WTS Jambean. (sumber: suaramerdeka)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Madrasah Tengah Sawah di Wonosobo"
Posting Komentar