Perpustakaan yang didirikan Fuad Sirojudin pada awal tahun 2009, tidak mempunyai sarana baik berupa buku maupun pendukung lainnya. Hanya modal nekat dan keuletan Fuad dan para relawannya untuk menciptakan sarana baca yang memadai bagi masyarakat sekitar. Puspasari akhirnya bisa terus berkembang sampai sekarang banyak fasilitas yang sangat memungkinkan bagi setiap pendatang/ pengunjung perpustakaan untuk berlama-lama berada di dalam Perpustakaan Puspa Sari.
Keadaan Puspa Sari terlihat lebih baik ketika tahun 2012, pihak Desa Sariyoso mengalokasikan dana ADD dan PNPM sebesar Rp 6juta. Dana tersebut digunakan untuk melengkapi koleksi buku dan memberikan honor kepada para penjaga perpustkaan.
Bangunan perpustakaan seluas 68 persegi itu dilengkapi dengan tempat bermain untuk anak-anak kecil. Sehingga ketika orang tua sedang membaca, anaknya bisa menunggu sambil bermain ditempat yang telah disediakan. Dengan dikelilingi aneka tumbuhan yang sengaja ditanam, membuat siapapun betah berlama-lama di perpustakaan yang juga sering mendapat dana dari CSR Perusahaan Swasta.
Sedikitnya 2000 koleksi buku dengan berbagai kategori saat ini dimiliki oleh Puspa Sari. Berawal dari baca buku Fuad mengajak ibu-ibu di sekitar perpus membuat kerajinan bulu mata palsu. Dari kegiatan itulah para ibu-ibu mendapatkan pemasukan tambahan minimal Rp 150.000 per minggunya.
Seperti yang dikutip dalam www.wonosobokab.go.id, Fuad berharap Puspa Sari semaki aktif dalam Pembangunan Lingkungan Berbasis Komunitas untuk mengentaskan kemiskinan.
0 Response to "Puspa Sari, Perpustakaan Desa Sariyoso, Wonosobo Digadang Jadi Perpus Desa Terbaik Nasional"
Posting Komentar