Ikiwonosobomas.com "Yuk" ajak Taufik, Anjar heran karena masih banyak mobil melaju. Sementara hanya sekitar 20 meter berdiri jembatan penyebrangan.
Anjar menahan Taufik dan mengajaknya lewat jembatan penyebrangan.
"Udah lewat sini aja, lama kalau harus lewat jembatan penyebrangan", tolak Taufik.
"Tuh banyak orang yang udah nyebrang" lanjut Taufik sambil menunjuk orang-orang yang menyebrang.
"Kok lama, deket juga..Ya sudah saya tetap lewat sana ya. Sayang sudah dibangun tidak digunakan" tegas Anjar sambil jalan cepat ke jembatan penyebrangan.
Sesampainya diatas jembatan Anjar mendengar suara mobil berdencit berhenti mendadak. Anjar menoleh dan ternyata benar ada orang yang tertabrak.mobil. Yang membuat Anjar terkejut, orang tertabrak tadi temannya dari kampung. Dia pun lari kencang menuruni tangga.
Tak lama kemudian Anjar langsung membawa temannya ke klinik terdekat. Tidak parah memang namun bagian pahanya berdarah dan harus dijahit.
Sesampainya diklinik, Taufik langsung ditangani Dokter. Ketika melihat luka kakinya, sang Dokterpun langsung mengambil peralatan dan langsung menjahit luka.
"Aaaww!!!" Taufik menjerit kesakitan, Anjar kaget dibuatnya
Taufik protes kenapa tidak diberi obat bius dulu.
Dokter hanya menjawab, "sudah tidak usah, langsung saja, lama kalau harus pakai obat bius"
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari cerita fiksi orang Wonosobo tersebut. Sesungguhnya adanya peraturan bukan untuk dilanggar namun untuk dijalankan.
Anjar menahan Taufik dan mengajaknya lewat jembatan penyebrangan.
"Udah lewat sini aja, lama kalau harus lewat jembatan penyebrangan", tolak Taufik.
"Tuh banyak orang yang udah nyebrang" lanjut Taufik sambil menunjuk orang-orang yang menyebrang.
"Kok lama, deket juga..Ya sudah saya tetap lewat sana ya. Sayang sudah dibangun tidak digunakan" tegas Anjar sambil jalan cepat ke jembatan penyebrangan.
Sesampainya diatas jembatan Anjar mendengar suara mobil berdencit berhenti mendadak. Anjar menoleh dan ternyata benar ada orang yang tertabrak.mobil. Yang membuat Anjar terkejut, orang tertabrak tadi temannya dari kampung. Dia pun lari kencang menuruni tangga.
Tak lama kemudian Anjar langsung membawa temannya ke klinik terdekat. Tidak parah memang namun bagian pahanya berdarah dan harus dijahit.
Sesampainya diklinik, Taufik langsung ditangani Dokter. Ketika melihat luka kakinya, sang Dokterpun langsung mengambil peralatan dan langsung menjahit luka.
"Aaaww!!!" Taufik menjerit kesakitan, Anjar kaget dibuatnya
Taufik protes kenapa tidak diberi obat bius dulu.
Dokter hanya menjawab, "sudah tidak usah, langsung saja, lama kalau harus pakai obat bius"
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari cerita fiksi orang Wonosobo tersebut. Sesungguhnya adanya peraturan bukan untuk dilanggar namun untuk dijalankan.
Jangan meminta orang lain taat kepada peraturan yang kita buat secara mendadak sebelum kita taat terhadap peraturan yang ada.
0 Response to "Kisah Orang Wonosobo Jalan Di Jembatan Penyebrangan Ibu Kota"
Posting Komentar