Iki Wonosobo Mas - Sudah
pernah berjumpa dengan anak gembel. Bukan, bukan anak gembel atau gelandangan.
Tapi anak gembel atau gimbal yang rambutnya seperti kusut tidak pernah dicuci.
Nah di DCF – Dieng Culture Festival ke-5 2014 nanti akan digelar ruwatan
anak-anak yang berambut gembel.
Kenapa harus diruwat? Inilah yang menjadi salah satu budaya
masyarakat di daerah pegunungan tinggi Dieng. Anak-anak berambut gembel konon
katanya bukan anak biasa, dia adalah titisan dari penguasan dataran tinggi
Dieng yang bernama Kyai Kolo Dete.
Dengan begitu, penyebab pertama menjelang berubahnya rambut
anak yang akan menjadi gembel tidak diketahui secara medis. Diagnosa yang pasti
untuk anak yang sakit demam berhari-hari yang dibarengi ngigau saat tidur tidak
diketahui. Sehingga gejala yang timbul tadi tidak dapat diobati, karena akan
normal dengan sendirinya. Dan yang berubah adalah akan tumbuh bakal rambut
gembel di kepala anak tadi.
Yang menjadi keunikan adalah, rambut gembel tadi tidak bisa
dipotong di tukang cukur rambut biasa. Bicara soal waktu potong rambut juga
harus mengikuti anak tersebut kapan mau dipotong. Biasanya setelah si anak
menyebutkan keinginan dan orang tua sudah menyanggupi keinginan anaknya, baru
potong rambut bisa dilakukan. Tapi tetap saja bukan ditempat potong biasa untuk
memotong rambutnya. Harus dibuat acara khusus atau ruwatan.
Di event Dieng Culture Festival biasanya ruwatan gembel akan diikuti oleh anak-anak di
sekitar dataran tinggi Dieng untuk potong rambut bersama-sama, dipimpin oleh
seorang sesepuh. Penasaran seperti apa
pelaksanaannya? Datang saja di Dieng Culture Festival ke 5 tahun 2015. Sebelumnya bisa lihat jadwal acara DCF 2014
0 Response to "Ruwatan Rambut Gembel di DCF 2014"
Posting Komentar